hidup malam
malam kelam,
sepi malam
malam sepi
tak bisa menepi
menepi tak bisa
selalu bisikan sebuah lagu
lagu ia bisikkan, lagu untuknya
lagu tanpa irama
ibarat mata tanpa cahaya
dari kejauhan ayu, merona
tp hati ini patah
sesuatu itukah
membuat matahari tak mampu sinari dunia
acap kali kicauan merdu menjadi kacau
Senin, 28 November 2011
Aku Berkisar Antara Mereka oleh Chairil Anwar
Aku berkisar antara mereka sejak terpaksa
Bertukar rupa di pinggir jalan, aku pakai mata
mereka
pergi ikut mengunjungi gelanggang bersenda:
kenyataan-kenyataan yang didapatnya.
(bioskop Capitol putar film Amerika,
lagu-lagu baru irama mereka berdansa)
Kami pulang tidak kena apa-apa
Sungguhpun Ajal macam rupa jadi tetangga
Terkumpul di halte, kami tunggu trem dari kota
Yang bergerak di malam hari sebagai gigi masa.
Kami, timpang dan pincang, negatip dalam janji
juga
Sendarkan tulang belulang pada lampu jalan saja,
Sedang tahun gempita terus berkata.
Hujan menimpa. Kami tunggu trem dari kota.
Ah hati mati dalam malam ada doa
Bagi yang baca tulisan tanganku dalam cinta
mereka
Semoga segala sypilis dan segala kusta
(Sedikit lagi bertambah cerita bom atom pula)
Ini buktikan tanda kedaulatan kami bersama
Terimalah duniaku antara yang menyaksikan bisa
Kualami kelam malam dan mereka dalam diriku
pula.
Bertukar rupa di pinggir jalan, aku pakai mata
mereka
pergi ikut mengunjungi gelanggang bersenda:
kenyataan-kenyataan yang didapatnya.
(bioskop Capitol putar film Amerika,
lagu-lagu baru irama mereka berdansa)
Kami pulang tidak kena apa-apa
Sungguhpun Ajal macam rupa jadi tetangga
Terkumpul di halte, kami tunggu trem dari kota
Yang bergerak di malam hari sebagai gigi masa.
Kami, timpang dan pincang, negatip dalam janji
juga
Sendarkan tulang belulang pada lampu jalan saja,
Sedang tahun gempita terus berkata.
Hujan menimpa. Kami tunggu trem dari kota.
Ah hati mati dalam malam ada doa
Bagi yang baca tulisan tanganku dalam cinta
mereka
Semoga segala sypilis dan segala kusta
(Sedikit lagi bertambah cerita bom atom pula)
Ini buktikan tanda kedaulatan kami bersama
Terimalah duniaku antara yang menyaksikan bisa
Kualami kelam malam dan mereka dalam diriku
pula.
Metode Geofisika
Metode Geofisika
Metode eksplorasi geofisika yang akan dibahas pada materi ini yaitu, geolistrik, seismik refraksi, GPR, gravity dan magnetik.
1. Metode Geolistrik (metode resistivity/tahanan jenis)
Metoda ini menggunakan medan potensial listrik bawah permukaan
sebagai objek pengamatan utamanya. Kontras resistivity yang ada pada
batuan akan mengubah potensial listrik bawah permukaan tersebut sehingga
bisa kita dapatkan suatu bentuk anomali dari daerah yang kita amati.
Dalam metoda geolistrik terdapat beberapa spesifikasi yaitu :
a. Self potensial (SP) –> Metode ini memanfaatkan potensial listrik yang terdapat di alam.
b. Induced potential (IP) –> Metode ini memanfaatkan potensial listrik yang kita induksikan sendiri kedalam tanah.
Teori utama dalam metoda resistivity sesuai dengan hokum Ohm yaitu
arus yang mengalir (I) pada suatu medium sebanding dengan voltage (V)
yang terukur dan berbanding terbalik dengan resistansi (R) médium, atau
dapat dirumuskan sebagai berikut :
V = I.R
Dimana R (Resistansi) sebanding dengan panjang medium yang dialiri
(x), dan berbanding terbalik dengan luas bidang (A), yang sesuai dengan
rumus :
R = x/A
Untuk mendapatkan pengukuran resistivity yang menghasilkan harga resistivitas semu ρapp (apparent resistivity) dirumuskan oleh :
ρ app = K array . V / I
Dalam pelaksanaan survey dikenal beberapa metoda pengambilan data
sesuai dengan peletakan eloktroda yang dilakukan. Hal ini berpengaruh
terhadap faktor geometri peneletian resistivity yang kita lakukan.
Adapun aturan/metoda tersebut antara lain :
- Metoda Wenner
- Metoda Gradien
- Metoda Schlumberger
- Metoda Dipole-dipole
- Metoda Pole-dipole
Teknik akusisi data resistivity :
- Peralatan yang dibutuhkan :
1. Sepasang elektroda arus dan elektroda potensial
2. Accu (biasanya 12 v, 1 A)
3. Peralatan elektronik pengukuran (spt: Mc-Ohm, Phoenix Technology, Abem Terrameter dll)
- Tennik Pengukuran :
1. Sounding : untuk informasi bawah permukaan secara vertikal (model bumi berlapis)
2. Profilling : untuk informasi bawah permukaan secara mendatar (variasi lateral)
3. Offset Sounding : untuk informasi bawah permukaan profil sounding yang kontinyu secara lateral
- Tahapan akusisi :
1. Tentukan konfigurasi elektroda yang ingin dipakai
2. Pasang elektroda sesuai dengan konfigurasi yang dipilih
3. Ukur besar resistivity semunya
4. Catat hal-hal penting : posisi dan elevasi elektroda, arus dan
potensial yang digunakan tiap pengukuran, resistivity semu yang didapat
di alat, kondisi geologi dilapangan secara umum
5. Plot pada kurva bi-log antara jarak AB/2 vs resistivity semu yang didapat
demikian penjelasan mengenai metode geolistrik, semoga bermanfaat
2. Metode Seismik Refraksi
Gelombang seismik merupakan gelombang mekanis yang terjadi di bumi
baik yang disebabkan secara alami maupun buatan manusia. Adapun
pengertian refraksi secara harfiah adalah pembiasan. Sehingga seismic
refraksi adalah pembiasan gelombang seismic. Selain refraksi dikenal
pula seismic refleksi atau pantulan, namun dalam laporan ini hanya
dibahas tentang seismic refraksi karena dalam penelitian yang dilakukan
di daerah Seling hanya menggunakan metoda refraksi.
Pada dasarnya dalam metoda ini diberikan suatu gangguan berupa
gelombang seismic pada suatu sistem dan kemudian gejala fisisnya diamati
dengan menangkap gejala tersebut melalui receiver (geophone).
Hal tersebut akan menghasilkan gambaran tentang kecepatan dan kedalaman
lapisan berdasarkan pengukuran waktu tempuh gelombang antara sumber
getaran (shot) dan geophone. Adapun waktu yang diperlukan oleh
gelombang seismic untuk merambat pada lapisan batuan bergantung besar
kecepatan yang dimiliki oleh medium yang dilaluinya tersebut.
Dalam peneletian yang dilakukan di daerah Seling ini metoda seismic
refraksi digunakan untuk mengetahui jumlah lapisan yang ada pada daerah
tersebut dan diketahui pula nilai densitas dari setiap lapisan sehingga
kita dapat memperkirakan karakteristik batuan yang sesuai dengan
densitas batuan yang diketahui. Dengan mengetahui jenis batuan yang
diperkirakan dari lapisan tersebut kita bisa menduga batuan di lapisan
mana yang berkemungkinan menjadi bidang lincir yang menyebabkan
pergerakan tanah di daerah Seling tersebut.
Teori Dasar
Dalam penjalaran gelombang seismic yang terjadi di bumi mengikuti
beberapa prinsip fisika perambatan gelombang pada suatu medium yaitu :
- Prinsip Huygen
Suatu gelombang yang melewati suatu titik akan membuat titik tersebut menjadi sumber gelombang baru dan akan begitu seterusnya.
- Prinsip Fermat
Dalam penjalaran gelombang dari satu titik ke titik selanjunya yang
melewati suatu medium tertentu akan mencari suatu lintasan dengan waktu
tempuh yang paling sedikit.
- Prinsip Snellius
Gelombang yang merambat dan melalui medium yang berbeda akan
mengalami pembiasan maupun pemantulan. Adapun dalam pembiasan maupun
pemantulannya akan mengikuti persamaan berikut :
Sedangkan untuk sudut kritis (q2 = 900) maka persamaannya akan berubah menjadi :
dikarenakan sin 900 = 1
Dalam penjalaran gelombang seismic gelombang yang datang pertama kali
adalah gelombang langsung (jaraknya paling kecil) setelah itu adalah
gelombang bias dan yang paling terakhir ditangkapa adalah gelombang
pantul (refleksi).
Selain prinsip utama penjalaran gelombang sebagaimana dijelaskan
sebelumnya dalam metoda refraksi dikenal pula prisip Hagiwara. Metoda
Hagiwara ini digunakan untuk menentukan kedalaman suatu lapisan dari
daerah yang kita survey yaitu daerah Seling. Ketika digunakan metoda
Hagiwara sebagai metoda intrepetasi maka diperlukan suatu pasngan kurva travel time bolak-balik (reciprocal travel time curve) yang direfraksikan dari suatu lapisan pada kedalaman lapisan yang diselidiki.
Akuisisi data
Dalam pengambilan data seismic refraksi agar menghasilkan kualitas data yang bagus dan mengandung bentuk first break yang tajam dapat dilakukan beberapa cara antara lain : stacking, memperbesar kekuatan shoting, dan filtering.
Dalam pengambilan data yang menggunakan dinamit sebagai sumber getaran
maka perlu diperhatikan tempat yang tepat sehingga energy dinamit dapat
terkonversi menjedi energy seismic secara efektif.
3. Metode GPR (Groun Penetrating Radar)
Metode ground penetrating radar atau georadar merupakan salah satu
metode geofisika yang mempelajari kondisi bawah permukaan berdasarkan
sifat elektromagnetik dengan menggunakan gelombang radio dengan
frekuensi antara 1-1000 MHz. Georadar menggunakan gelombang
elektromagnet dan memanfaatkan sifat radiasinya yang memperlihatkan
refleksi seperti pada metode seismik refleksi.
Pengukuran dengan menggunakan GPR ini merupakan metode yang tepat
untuk mendeteksi benda benda kecil yang berada di dekat permukaan bumi
(0,1-3 meter) dengan resolusi yang tinggi yang artinya konstanta
dielektriknya menjadi rendah.
Ada tiga jenis pengukuran yaitu refleksi, velocity sounding, dan
transiluminasi. Pengukuran refleksi biasa disebut Continuous Reflection
Profiling (CRP). Pengukuran velocity Sounding disebut Common Mid Point
(CMP) untuk mementukan kecepatan versus kedalaman, dan transiluminasi
disebut juga GPR Tomografi.
Teori Dasar
GPR terdiri dari sebuah pembangkit sinyal, antena transmitter dan
receiver sebagai pendeteksi gelombang EM yang dipantulkan. Signal radar
ditransmisikan sebagai pulsa-pulsa yang tidak terabsorbsi oleh bumi
tetapi dipantulkan dalam domain waktu tertentu. Mode konfigurasi antena
transmitter dan receiver pada GPR terdiri dari mode monostatik dan
bistatik. Mode monostatik yaitu bila transmitter dan receiver digabung
dalam satu antena. sedangkan moded bistatik bila kedua antena memiliki
jarak pemisah.
Transmitter membangkitkan pulsa gelombang EM pada frekuensi tertentu
sesuai dengan karaketristik antena tersebut (10 MHz – 4 GHz). Receiver
diset untuk melakukan scan yang secara normal mancapi 32-512 scan per
detik. Setiap hasil scan ditampilkan pada layar monitor (real-time)
sebagai fungsi waktu two-way traveltime, yaitu waktu yang dibutuhkan
gelombang EM menjalar dari transmitter, target dan ke receiver.
Tampilan ini disebut radargram.
Fenomena elektromagnetik dapat dijelaskan dengan persamaan Maxwell.
Persamaan ini terdiri dari 4 persamaan medan dan untuk tiap-tiap
persamaan merupakan hubungan antara medan dengan distribusi sumber yang
bersangkutan.
Persamaan yang menghubungkan sifat fisik medium dengan medan yang timbul pada medium tersebut dapat dinyatakan dengan :
Keterangan :
H = intensitas medan magnet (ampere/m)
D = perpindahan listrik (coulomb/m2)
є = permitivitas listrik (farad/m)
σ = konduktivitas (1/ohm-m)
Untuk menyederhanakan masalah, sifat fisik medium diasumsikan tidak
bervariasi terhadap waktu dan posisi (homogen isotropi). Maka persamaan
Maxwell dapat ditulis sebagai berikut :
Persamaan Maxwel ini adalah landasan berpikir dari perambatan
gelombang elektromagnet. Pada material dielektrik murni suseptibilitas
magnetik (μ) dan permitivitas listrik (є) adalah konstan dan tidak
terdapat atenuasi dalam perambatan gelombang. Tidak sama halnya jika
berhadapan dengan material dielektrik yang ada.
Sifat-sifat dari material bumi bergantung dari komposisi dan
kandungan air material tersebut. Keduanya ini mempengaruhi cepat rambat
perambatan gelombang dan atenuasi gelombang elektromagnet.
Keberhasilan dari metoda GPR bergantung pada variasi bawah permukaan
yang dapat menyebabkan gelombang tertransmisikan. Perbandingan energi
yang direfleksikan disebut koefisien refleksi (R) yang ditentukan oleh
perbedaan cepat rambat gelombang elektromagnet dan lebih mendasar lagi
adalah perbedaan dari konstanta dielektrik relatif dari media yang
berdekatan. Hal ini dapat terlihat pada persamaan berikut :
Keterangan :
V1 = cepat rambat geombang elektromagnet pada lapisan 1
V2 = cepat rambat geombang elektromagnet pada lapisan 2 , dan V1 < V2
є1 dan є2 = konstanta dielektrik relatif lapisan 1 dan lapisan 2
Dalam semua kasus, besarnya R terletak antara -1 dan 1. bagian dari
energi yang ditransmisikan sama dengan 1-R. Persamaan diatas
daplikasikan untuk keadaan normal pada permukaan bidang datar. Dengan
asumsi tidak ada sinyal yang hilang sehubungan dengan amplitudo sinyal.
Jejak yang terdapat pada rekaman georadar merupakan konvolusi dari
koefisien refleksi dan impulse georadar ditunjukkan oleh persamaan :
Keterangan :
r(t) = koefisien refleksi
A(t) = amplitudo rekaman georadar
F(t) = impulse radar
n(t) = noise radar
Besar amplitudo rekaman georadar r(t) akan tampak pada penampang
rekaman georadar berupa variasi warna. Refleksi atau transmisi di
sekitar batas lapisan menyebabkan energi hilang. Jika kemudian ditemukan
benda yang memiliki dimensi yang sama dengan panjang gelombang dari
sinyal gelombang elektromagnet maka benda ini menyebabkan penyebaran
energi secara acak. Absorbsi ( mengubah energi elektromagnet menjadi
energi panas ) dapat menyebabkan energi hilang. Penyebab yang paling
utama hilangnya energi karena atenuasi fungsi kompleks dari sifat lstrik
dan dielektrika media yang dilalui sinyal radar. Atenuasi (α)
tergantung dari konduktifitas (σ), peermeabilitas magnetik (μ), dan
permitivity (є) dari media yang dilalui oleh sinyal dan frekuensi dari
sinyal itu sendir (2πf). Sifat bulk dari material ditentukan oleh sifat
fisik dari unsur pokok yang ada dan komposisinya.
4. Metode Gravity
Metode Gravity adalah salah satu metode eksplorasi
dalam geofisika, yang memenfaatkan sifat daya tarik antar benda yang
didapat dari densitasnya, jadi prinsip eksplorasi dengan metode gravity
ini yaitu mencari anomali gravity pada subsurface.
Adapun tahapan dari metode ini yaitu :
1. Pengambilan data dari lapangan
Pengambilan data dilapangan dapat menggunakan alat gravimeter, (contoh kasus : LaCoste & Romberg Model G-525). pada alat ini terdapat 3 komponen besar (gravimeter, dudukan cembung dan power supply -accu-),
Tahapan menggunakan alat ini yaitu
dudukan cembung di posisikan pada titik pengukuran, taruh gravimeter
diatasnya, sentring kestabilan alat terhadap permukaan, buka kunci
bandul, baca perhitungan alat, catat datanya, tutup kunci bandul dan
selesai.
5. Metode Magnetik
Survey magnetik merupakan metoda eksplorasi geofisika yang mengukur
medan magnet bumi di setiap titik yang ada di muka bumi. Penggunaan
metode magnetik berdasarkan pada adanya anomali medan magnetik bumi yang
diakibatkan oleh adanya perbedaan sifat kemagnetan dari berbagai macam
batuan. Dalam kegiatan eksplorasi, survei magnetik dapat dilakukan di
darat, laut maupun udara.
Langganan:
Postingan (Atom)