Kamis, 27 Oktober 2011


Eksplorasi adalah penyelidikan geologi yang dilakukan untuk mengidentifikasi, menentukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas, dan kualitas suatu endapan bahan galian untuk kemudian dapat dilakukan analisis/kajian kemungkinan dilakukannya penambangan. Tujuan utama dari kegiatan eksplorasi geofisika adalah untuk membuat model bawah permukaan bumi dengan mengandalkan data lapangan yang diukur bisa pada permukaan bumi atau di bawah permukaan bumi atau bisa juga di atas permukaan bumi dari ketinggian tertentu. Untuk mencapai tujuan ini, idealnya kegiatan survey atau pengukuran harus dilakukan secara terus-menerus, berkelanjutan, dan terintegrasi menggunakan sejumlah ragam metode geofisika. Seringkali –bahkan hampir pasti– terjadi beberapa kendala akan muncul dan tak bisa dihindari, Seperti kehadiran noise pada data yang diukur. Ada juga kendala ketidaklengkapan data atau malah kurang alias tidak cukup. Namun demikian, dengan analisis data yang paling mungkin, kita berupaya memperoleh informasi yang relatif valid berdasarkan keterbatasan data yang kita miliki. Dalam melakukan analisis, sejumlah informasi mengenai kegiatan akuisisi data juga diperlukan, antara lain: berapakah nilai sampling rate yang optimal? Berapa jumlah data yang diperlukan? Berapa tingkat akurasi yang diinginkan? Selanjutnya –masih bagian dari proses analisis– model matematika yang cocok mesti ditentukan yang mana akan berperan ketika menghubungkan antara data lapangan dan distribusi parameter fisis yang hendak dicari. Setelah proses analisis dilalui, langkah berikutnya adalah membuat model bawah permukaan yang nantinya akan menjadi modal dasar interpretasi. Ujung dari rangkaian proses ini adalah penentuan lokasi pemboran untuk mengangkat sumber daya alam bahan tambang/mineral dan oil-gas ke permukaan. Kesalahan penentuan lokasi berdampak langsung pada kerugian meteril yang besar dan waktu yang terbuang percuma. Dari sini terlihat betapa pentingnya proses analisis apalagi bila segala keputusan diambil berdasarkan data eksperimen.

Prinsip-prinsip (konsep) dasar eksplorasi tersebut antara lain :
1.  Target eksplorasi
·         Jenis bahan galian (spesifikasi kualitas) dan
·         Pencarian model-model geologi yang sesuai
2.  Pemodelan eksplorasi
·         Menggunakan model geologi regional untuk pemilihan daerah target eksplorasi,
·         Menentukan model geologi lokal berdasarkan keadaan lapangan, dan mendiskripsikan petunjuk-petunjuk geologi yang akan dimanfaatkan, serta
·         Penentuan metode-metode eksplorasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk geologi yang diperoleh.

Selain itu, perencanaan program eksplorasi tersebut harus memenuhi kaidah-kaidah dasar ekonomis dan perancangan (desain) yaitu :
1.  Efektif ; penggunaan alat, individu, dan metode harus sesuai dengan keadaan geologi endapan yang dicari.
2.  Efisien ; dengan menggunakan prinsip dasar ekonomi, yaitu dengan biaya serendah-rendahnya untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya.
3.  Cost-beneficial ; hasil yang diperoleh dapat dianggunkan (bankable). Model geologi regional dapat dipelajari melalui salah satu konsep genesa bahan galian yaitu Mendala Metalogenik, yaitu yang berkenaan dengan batuan sumber atau asosiasi batuan, proses-proses geologi (tektonik, sedimentasi), serta waktu terbentuknya suatu endapan bahan galian.

Beberapa contoh kegiatan perencanaan eksplorasi :
1.  Rencana pemetaan, mencakup ;
·         Perencanaan lintasan,
·         Perencanaan tenaga pendukung, yang didasarkan pada keadaan geologi regional.
2.  Rencana survei geofisika dan geokimia, mencakup ;
·         Perencanaan lintasan,
·         Perencanaan jarak/interval pengambilan data (sampling/record data), yang didasarkan pada keadaan umum model badan bijih.
3.  Perencanaan sampling melalui pembuatan paritan uji, sumuran uji, pemboran eksplorasi, yang mencakup :
  • Jumlah paritan uji, sumuran uji, titik pemboran eksplorasi,
  • Interval/spasi antar paritan (lokasi),
  • Kedalaman/panjang sumuran/paritan, kedalaman lubang bor,
  • Keamanan (kerja dan lingkungan),
  • Interval/metode sampling, dan
  • Tenaga kerja
        yang didasarkan pada proyeksi/interpretasi dari penyebaran singkapan         endapan di permukaan.
4.  Perencanaan pemboran inti, meliputi :
·         Target tubuh bijih yang akan ditembus,
·         Lokasi (berpengaruh pada kesampaian ke titik bor dan pemindahan (moving) alat),
·         Kondisi lokasi (berpengaruh pada sumber air, keamanan),
·         Kedalaman masing-masing lubang,
·         Jenis alat yang akan digunakan, termasuk spesifikasi,
·         Jumlah tenaga kerja,
·         Alat transportasi, dan
·         Jumlah (panjang) core box.
Sedapat mungkin, pada masing-masing perencanaan tersebut telah mengikutkan jumlah/besar anggaran yang dibutuhkan. Selain itu, prinsip dasar dalam penentuan jarak sedapat mungkin telah memenuhi beberapa faktor lain, seperti :
1.  Grid density (interval/jarak) antar titik observasi. Semakin detail pekerjaan maka grid density semakin kecil (interval/jarak) semakin rapat.
2.  Persyaratan pengelompokan hasil perhitungan cadangan/endapan. Contoh pada batubara ; syarat jarak untuk klasifikasi terukur (measured) £ 400 m antar titik observasi.

Setiap tahapan/proses eksplorasi harus dapat memenuhi strategi pengelolaan suatu proyek/pekerjaan eksplorasi, antara lain :
1.  Memperkecil resiko kerugian,
2.  Memungkinkan penghentian kegiatan sebelum meningkat pada tahapan selanjutnya jika dinilai hasil yang diperoleh tidak menguntungkan
3.  Setiap tahapan dapat melokalisir (menambah/mengurangi) daerah target sehingga probabilitas memperoleh keuntungan lebih besar, dan
4.  Memungkinkan penganggaran biaya eksplorasi per setiap tahapan untuk membantu dalam pengambilan keputusan.

Metoda geofisika merupakan salah satu metoda yang umum digunakan dalam eksplorasi endapan bahan galian. Metoda ini tergolong kepada metoda tidak langsung, dan sering digunakan pada tahapan eksplorasi pendahuluan (reconnaissance), mendahului kegiatan-kegiatan eksplorasi intensif lainnya. Adapun tahapan-tahapan pekerjaan yang umum digunakan dalam metoda geofisika adalah :
1.  Survei pendahuluan (penentuan lintasan)
2.  Pemancangan (penandataan titik-titik ukur) dalam areal target
3.  Pengukuran lapangan
4.  Pembuatan peta-peta geofisika
5.  Penarikan garis-garis isoanomali
6.  Penggambaran profile
7.  Interpretasi anomaly

Metode-metode dalam geofisika adalah sebagai berikut :
1.  Metoda Gaya Berat
Secara umum metoda gaya berat merupakan metoda geofisika yang mengukur variasi gaya berat (gravitational) di bumi. Metoda ini jarang digunakan pada tahapan lanjut eksplorasi bijih, namun cukup baik digunakan untuk mendefinisikan daerah target spesifik untuk selanjutnya disurvei dengan metoda-metoda geofisika lain yang lebih detil.
Adanya variasi medan gravitasi bumi ditimbulkan oleh adanya perbedaan rapat massa (density)  antar batuan. Adanya suatu sumber yang berupa suatu massa (masif, lensa, atau bongkah besar) di bawah permukaan akan menyebabkan terjadinya gangguan medan gaya berat (relatif). Adanya gangguan ini disebut sebagai anomali gaya berat. Karena perbedaan medan gayaberat ini relatif kecil maka diperlukan alat ukur yang mempunyai ketelitian yang cukup tinggi. Alat ukur yang sering digunakan adalah Gravimeter. Alat pengukur gayaberat di darat telah mencapai ketelitian sebesar ±0.01 mGal dan di laut sebesar ±1 mGal.
Beberapa endapan seperti zinc, bauksit, atau barit sangat sulit dideteksi melalui metoda magnetik maupun elektrik, namun dapat dideteksi dengan metoda gaya berat (gravity), tapi hanya untuk mengetahui profil batuan sampingnya (tidak dapat langsung mendeteksi bijihnya) melalui anomali densiti.
      Prosedur Lapangan
Targetan observasi harus mempunyai kontras densiti yang jelas (significant) agar dapat dideteksi oleh gravimetri. Grid (lintasan) yang umum digunakan cukup lebar yaitu antara 200 m s/d 1 km (500 ft s/d 1 mil). Setiap titik pengamatan diusahakan bebas dari angin, pohon-pohon, pengaruh (getaran) tanah, dll. Elevasi setiap titik observasi harus diketahui dengan akurat karena akan diperhitungkan dalam pengkoreksian hasil pembacaan alat. Begitu juga dengan waktu setiap pengukuran.
      Koreksi Hasil Observasi
        Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa, harga pengukuran gayaberat   di permukaan bumi dipengaruhi oleh 5 faktor. Sedangkan dalam melakukan   survei gayaberat diharapkan satu faktor saja yaitu variasi densitas bawah     permukaan, sehingga pengaruh 4 faktor lainnya (lintang, ketinggian,     topografi, pasang surut) harus direduksi atau dihilangkan dari harga     pembacaan alat.
a.   Koreksi lintang (latitude)
            Koreksi terhadap titik pengukuran terhadap kutub bumi.
b.   Koreksi elevasi (Free-Air Correction)
            Koreksi ini merupakan koreksi terhadap pengaruh ketinggian pengukuran terhadap medan gravitasi bumi.
c.   Koreksi Bouguer (Bougeur correction)
            Koreksi massa lapisan yang diasumsikan berada diantara titik amat                    dengan bidang referensi
d.   Koreksi topografi (Terrain correction)
            Koreksi topografi, Tc, adalah koreksi pengaruh topografi terhadap                 gayaberat  pada titik amat, akibat perbedaan ketinggian antara titik                    observasi dengan base.
      Anomali Bouguer
        Merupakan anomali yang dicari dengan cara mereduksi hasil pengukuran         lapangan dengan koreksi-koreksi seperti yang telah diuraikan di atas.

2.  Metoda Magnetik
Beberapa tipe bijih seperti magnetit, ilmenit, dan phirotit yang dibawa oleh bijih sulfida menghasilkan distorsi dalam magnet kerak bumi, dan dapat digunakan untuk melokalisir sebaran bijih. Disamping aplikasi landsung tersebut, metoda magnetik dapat juga digunakan untuk survei prospeksi untuk mendeteksi formasi-formasi pembawa bijih dan gejala-gejala geologi lainnya (seperti sesar, kontak intrusi, dll).
Penggunaan metoda magnetik didalam prospek geofisika adalah berdasarkan atas adanya anomali medan magnet bumi akibat sifat kemagnetan batuan yang berbeda satu terhadap lainnya. Alat untuk mengukur perbedaan kemagnetan tersebut adalah magnetometer.
2.1Sifat Umum Kemagnetan Batuan
Medan magnet bumi secara sederhana dapat digambarkan sebagai medan magnet yang ditimbulkan oleh batang magnet raksasa yang terletak didalam inti bumi, namun tidak berimpit dengan pusat bumi. Medan magnet ini dinyatakan dalam besar dan arah (vektor) dimana arahnya dinyatakan dalam deklinasi (penyimpangan terhadap arah utara-selatan geografis) dan inklinasi (penyimpangan terhadap arah horizontal).
Kuat medan magnet yang terukur dipermukaan sebagian besar berasal dari dalam bumi (internal field) mencapai lebih dari 90%, sedangkan sisanya adalah medan magnet dari kerak bumi, yang merupakan target didalam eksplorasi geofisika, dan medan dari luar bumi (external field).
Karena medan magnet dari dalam bumi merupakan bagian yang terbesar, maka medan ini sering juga disebut sebagai medan utama yang dihasilkan oleh adanya aktivitas di dalam inti bumi bagian luar (salah satu konsep adanya medan utama ini adalah dari teori dinamo).
2.2Kerentanan (susceptibilities) Batuan
Kerentanan magnetik merupakan parameter yang menyebabkan timbulnya anomali magnetik dan karena sifatnya yang khas untuk setiap jenis mineral, khususnya logam, maka parameter ini merupakan salah satu subjek didalam prospek geofisika.
Telah diketahui bahwa adanya medan magnet bumi menyebabkan terjadinya induksi magnetik yang besarnya adalah penjumlahan dari medan magnet bumi dan magnet batuan dengan kerentanan magnetik yang cukup tinggi. Besaran ini adalah total medan magnet yang terukur oleh magnetometer apabila remanan magnetiknya dapat diabaikan.
2.3Penyajian Data Lapangan
Hasil pengukuran oleh magnetometer umumnya disajikan dalam bentuk Peta Anomali Magnetik dengan kontur yang mencerminkan harga anomali yan sama. Dari peta ini, untuk kepentingan eksplorasi masih memerlukan proses lebih lanjut untuk memperoleh daerah targetan atau daerah prospek.
2.4 Interpretasi

3.  Metoda Potensial Diri (Self Potential)
Metoda potensial diri pada dasarnya merupakan metoda yang menggunakan sifat  tegangan alami suatu massa (endapan) di alam. Hanya saja perlu diingat bahwa anomali yang diberikan oleh metoda potensial diri ini tidak dapat langsung dapat dikatakan sebagai badan bijih tanpa ada pemastian dari metoda lain atau pemastian dari kegiatan geologi lapangan.
Karena pengukuran dalam metoda potensial diri diperoleh langsung dari hubungan elektrik dengan bawah permukaan, maka metoda ini tidak baik digunakan pada lapisan-lapisan yang mempunyai sifat pengantar listrik yang tidak baik (isolator), seperti batuan kristalin yang kering.
Potensial diri yang ada di alam dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
·         The small background potenstials, yang mempunyai interval (fraksi) sampai dengan puluhan mV. Potensial alami ini juga dapat bernilai minus.
·         Potensial mineralisasi, yang mempunyai orde dari ratusan mV sampai dengan ribuan mV.
Ada dua alternatif dalam melakukan pengukuran metoda potensial diri ini :
·         Cara yang pertama, salah satu elektroda tetap, sedangkan yang satu lagi bergerak pada lintasannya.
·         Cara yang kedua, kedua elektroda bergerak bersamaan secara simultan, katakanlah dengan interval 50 m.

4.  Metoda Tahanan Jenis (Resistivity)\
Metoda geolistrik adalah salah satu metoda geofisika untuk menyelidiki kondisi bawah permukaan, yaitu dengan mempelajari sifat aliran listrik pada batuan di bawah permukaan bumi. Penyelidikan ini meliputi pendeteksian besarnya medan potensial, medan elektromagnetik dan arus listrik yang mengalir di dalam bumi baik secara alamiah (metoda pasif) maupun akibat injeksi arus ke dalam bumi (metoda aktif) dari permukaan.Dengan metoda elektrik (salah satunya tahanan jenis) mempunyai prinsip dasar mengirimkan arus ke bawah permukaan, dan mengukur kembali potensial yang diterima di permukaan. Hanya saja perlu diingat bahwa untuk daerah dengan formasi yang bersifat isolator metoda elektrik ini tidak efektif.
      Faktor Geometri
Dalam melakukan eksplorasi tahanan jenis (resistivitas) diperlukan pengetahuan secara perbandingan posisi titik pengamatan terhadap sumber arus. Perbedaan letak titik tersebut akan mempengaruhi besar medan listrik yang akan diukur. Besaran koreksi terhadap perbedaan letak titik pengamatan tersebut dinamakan faktor geometri. Faktor geometri diturunkan dari beda potensial yang terjadi antara elektroda potensial MN yang diakibatkan oleh injeksi arus pada elektroda arus AB
      Konfigurasi Susunan Alat
Untuk mempermudah pekerjaan dan perhitungan interpretasi, penempatan elektroda diatur menurut aturan tertentu. Beberapa aturan tersebut antara lain :
·         Metoda Wenner
Keuntungan dan keterbatasan metoda Wenner :
o   Sangat sensitif terhadap perubahan lateral setempat (gawir/lensa setempat)
o   Karena bidang equipotensial untuk benda homogen berupa bola, data lebih mudah diproses atau dimengerti
o   Jarak elektroda arus dengan potensial relatif lebih pendek dari  sehingga daya tembus alat sama lebih besar
o   Memerlukan tenaga/buruh lebih banyak.
·         Metoda Schlumberger
Keuntungan dan keterbatasan metoda Schlumberger :
o   Tidak terlalu sensitif terhadap adanya perubahan lateral setempat, sehingga metoda ini dianjurkan untuk penyelidikan dalam

Minggu, 23 Oktober 2011

SALAM 6 JARI DARI MC UNTUK MU

VIDEO MC LIBAS MU 6-1 DI OLD TRAFFOD 

Manchester City menunjukkan sebagai yang terbaik kali ini dalam pertandingan derby usai mengalahkan rival satu kota Manchester United 6-1 di Stadion Old Trafford, Minggu (23/10) malam WIB.

Kekalahan itu juga membuat United menelan kekalahan pertamanya pada musim 2011/12. Sedangkan City, bersama Newcastle United, belum pernah menderita kekalahan. Raihan tiga angka membuat City juga meninggalkan United dengan keunggulan lima poin.


Dalam pertandingan ini, manajer City Roberto Mancini kembali mengandalkan striker Mario Balotelli yang telah melesakkan empat gol dalam empat laga terakhirnya. Balotelli juga yang menjadi bintang ketika mengalahkan United di semi-final Piala FA pada April lalu.

Di lain sisi, kiper United David De Gea kembali berdiri di bawah mistar Setan Merah setelah absen di Liga Champions. Manajer Sir Alex Ferguson tidak mengubah komposisi barisan pertahanan seperti ketika menahan imbang Liverpool di Anfield.

Ferguson juga menurunkan striker Wayne Rooney yang absen sejak insiden di kualifikasi Piala Eropa 2012 lalu. Javier 'Chicarito' Hernandez dan Nemanja Vidic masuk bangku cadangan.

Walau tampil di Old Trafford, City justru yang menguasai permainan. Tuan rumah masih bisa mengimbangi permainan tim tamu. Kendati demikian, City beberapa kali menghadirkan ancaman di barisan pertahanan United.

Di babak pertama ini, lini tengah United selalu kalah bertarung dengan gelandang City. Peranan David Silva sangat sentral bagi City, dan pemain asal Spanyol itu bermain cemerlang.

Silva mengawali proses terjadinya gol pertama City. Sodorannya kepada James Milner diteruskan kepada Balotelli. Penyerang asal Italia ini pun dengan leluasa menceploskan bola ke gawang De Gea. Skor ini bertahan hingga babak pertama usai.

Di babak kedua, United sudah harus bermain dengan sepuluh orang, menyusul kartu merah yang diterima bek Jonny Evans setelah melakukan pelanggaran terhadap Balotelli di depan kotak
penalti.

Unggul jumlah pemain membuat City memperlihatkan dominasnya atas United. Kerja sama Silva, Milner dan Balotelli menjadi momok bagi United. Pada menit ke-61, Silva memberikan bola kepada Milner di sisi kiri pertahanan United. Milner selanjutnya memberikan umpan ke Balotelli untuk menundukkan De Gea.

Delapan menit berselang, giliran Sergio Aguero yang memperbesar keunggulan City. Milner menyodorkan bola kepada Micah Richards, yang dilanjutkan dengan umpan kepada Aguero. Pemain asal Argentina ini pun menjebol gawang United.

Pada menit ke-82, United mampu memperkecil ketertinggalan mereka. Kerja sama Darren Fletcher dan Hernandez membuat pertahanan City lengah. Tendangan Fletcher dari luar kotak penalti merobek jala Joe Hart.

Namun upaya United untuk mengejar ketertinggalannya sirna setelah dua gol Edin Dzeko dan satu gol Silva pada masa injury time menutup laga menjadi skor 6-1.
 


Kamis, 20 Oktober 2011

Tetapkanlah Suatu Pilihan

Penampilan seorang ahli filsafat sangat anggun dan terpelajar, berpakaian necis, membuat banyak wanita mabuk kepayang. Pada suatu hari, ada seorang wanita cantik mengetok pintu rumahnya, wanita itu berkata, "jadikan saya sebagai istri kamu, jangan sampai salah, kamu akan kehilangan kesempatan mencintai seorang wanita yang sangat mencintai kamu."

Ahli filsafat itu sangat tersentuh hatinya tapi ia tetap berkata, "beri aku waktu untuk berpikir." Ahli filsafat itu menggunakan suatu ilmu analis memecahkan suatu masalah, ia analisa dengan cermat, kalau kawin untungnya bagaimana? kalau tidak kawin baiknya dimana? akhirnya ia mendapat kenyataan baik buruknya seimbang, maka ia tidak tahu apa yang harus ia perbuat, maka ia terjerumus dalam masa bimbang yang panjang.

Meskipun ia menggunakan rumus yang lebih canggih, ia tetap menghadapi kesulitan untuk memilih salah satu diantaranya, akhirnya ia mendapat suatu kesimpulan, manusia kalau menghadapi pilihan yang sulit, ia harus memilih sesuatu yang belum pernah terjadi atau dialami oleh dirinya.

Kalau tidak kawin saya kan sudah mengalami, kalau kawin bagaimana? saya kan belum pernah merasakan, makanya kawin saja, saya harus meluluskan permintaan dari wanita itu,m aka ahli filsafat datang ke rumah Si wanita cantik itu, ia berkata kepada orang tua gadis itu, "anakmu dimana?"

Tolong sampaikan kepadanya, saya sudah memikirkan matang sekali, saya berjanji akan mengawininya, orang tua dari si gadis itu menjawab dengan enteng, "kamu telah terlambat datang sepuluh tahun, anak saya sekarang sudah mempunyai 3 anak yang lucu-lucu dan cantik, mendengar ini semua ahli filsafat terhentak duduk kembali dalam kursi, semangatnya seperti terbang di awang-awang. Dia merasa dirinya sangat pintar tapi yang didapatnya adalah sebuah penyesalan.

Setelah itu ahli filsafat strees dan terjangkit penyakit, mendekati ajalnya ia meninggalkan sebuah penilaian terhadap kehidupan manusia, kalau kehidupan bisa dibagi dalam dua bagian, filosofi bagian atas kehidupan manusia adalah jangan ragu-ragu dan falsafah bagian bawah kehidupan manusia adalah tidak menyesal.
Geologi Struktur

HIDROLOGI-TENTANG-INFILTRASI

HIDROLOGI TENTANG HUJAN
PROSES-PROSES GEOLOGI DAN PERUBAHAN BENTANG ALAM
Chord Hanya Bermodal Cinta by Eric

Bermodal Cinta by Eric

     A                 F#m
saat pertama kali ku dengar suaramu
     D                 E
hati kecil ku berkata ada sesuatu
       A                 F#m
mungkinkah dia gadis terakhir untukku
       D             E
yang selama ini ku dambakan

       A                     F#m
sampai akhirnya ku kenal kau lebih jauh
       D                  E
hingga aku yakin kamu lah yang terindah
      A                  F#m
meski dinginnya sikapmu akan tingkahku
  D              E
sedikit pun aku tak peduli

     F#m        C#m
beri senyumanmu di depanku
    D             E 
semakin membuatku penasaran
     F#m           C#m
berharap nanti kau ku miliki
   Bm              E
sampai di ujung senja

    D                      A
maafkanlah sayang bila kau tak berkenan
        D                F#m
mungkin aku hanya lelaki hina
     D                  C#m             E
bermodalkan cinta tulus kesetiaan kepadamu

    D                         A
sebisanya kan ku senangkan kau selalu
      D                   F#m
meski hanya dengan sebuah lagu
     D                  C#m              E
lagu tentang cinta cintaku padamu saat ini

[interlude] Bm F#m D E F#

    E                      B
maafkanlah sayang bila kau tak berkenan
        E                G#m
mungkin aku hanya lelaki hina
     E                  D#m             F#
bermodalkan cinta tulus kesetiaan kepadamu

    E                         B
sebisanya kan ku senangkan kau selalu
      E                   G#m
meski hanya dengan sebuah lagu
     E                  D#m              F
lagu tentang cinta cintaku padamu saat ini

satu bintang by antique

[intro] C G Am G F F 2x
        
C     G          Am       G    F
kau selalu mempermainkan hatiku
C         G        Am        G      F
hingga membuat diriku merasa tertipu
       Dm        G      
ooh... kau pun harus mengerti
Dm               G
semua cinta yang kumiliki

[chorus]
                    C       Em
mungkin hanya ada satu bintang
     Am        G       F 
yang dapat menghiasi hatimu
                         Dm  A/C#m
dan jangan pernah engkau siakan
  C       Bm          G     G7
seseorang yang ada di hatimu

                    C       Em
pastikan hanya ada satu bintang
     Am      G       F
yang slalu menyinari jalanmu
                    Dm  A/C#m
hingga akhirnya kau sadari
  C       Bm          G     G7
dirikulah yang ada di hatimu

[interlude] Am Em F Dm G

       Dm        G      
ooh... kau pun harus mengerti
Dm               G
semua cinta yang kumiliki

Minggu, 16 Oktober 2011

secarik kisah

sebuah mimpi adalh kenginan semua orang
tak ada yang tak inginkan pelangi setelah hujan
begitu juga aku
yang mempunyai bnnyak mimpi,
akku memang pemimpi
tp aku pastikan kenyataan,,,

huhhh  kini akku terjatuh lunglai,,
lemah,, hampah,,, kosong,, .. mimpi itu seakan musanah, pergi ntah k man,,,
skarng hanyalah pennyesalan, ..mengapa?? mengapa dan mengapa??

skarng jari ini seakan bergerak sendiri mengikuti kata ahati  ini,,
inikah yang kuaal;ami,, inikah yg kubanggagan seejak dulu,,, bulsyiittt...
aku sbenarnya mampu dr mereka, tp mengapa,,???

inginkannyan

saat waktu terus berhembus
inilah aku apa adanya
bukanlah orang yg istimewa
semua seakan hanya aku yg menghiasi indahnya kehidupanku sendiri
mungkin karena aku kah? atau ........

sebenarnya tak perlu aku menyalahkan
harus yakin ini sdah ada jalan
tp untuk kata ke ikhlasan tidaklah seperti namaku

aku mencintai kalian semua
lebih dari diriku
meskipun terasa aku berada di planet yg jauh

tuhaaaaaaaaaaaaaan
patukah aku menyalahkan semua ini
aku ingin di cintai,
dimanakah, kapankah, siapakah.....??
aku ingin jawabnya tuhan

esokk tuhan,
yah, hari esok aku inginkan semua
mudahkanlah jalanku tuhan,
sembahku padamu, pintaku.....

Rabu, 05 Oktober 2011

Peta Topografi & Cara Pembacaan Konturnya

Sebagai bagian dari komunitas ahli ilmu kebumian, kita pasti sudah tidak asing lagi dengan peta topografi. Peta topografi ini penting, karena sebagai peta dasar, nantinya dapat digunakan sebagaidasar bagi pengembangan sebagai peta-peta tematik lainnya.

Di Indonesia, khususnya pada tambang batubara, di mana keberadaan potensi batubaranya masih banyak yang dijumpai pada kedalaman kecil (dangkal), maka tambang terbuka adalah pilihan yang paling tepat dan ekonomis. Tetapi di Jepang, di mana peraturan tentang perubahan bentang alam (morfologi) sangat ketat, semua tambang batubara yang beroperasi pada abad 20,menerapkan tambang bawah tanah. Ketetapan tersebut juga mensyaratkan potensi batubara yangberada pada kedalaman 250 meter di bawah dasar cekungan air (laut maupun danau) tidak boleh ditambang. Dalam hal ini peta topografi tidak akan banyak gunanya bagi perencanaan tambang, kecuali untuk penempatan fasilitas-fasilitas tambang yang memang harus berada di permukaan.

Untuk kebutuhan perencanaan tambang terbuka, peta topografi memegang peranan sentral, karena dari sini nantinya akan diturunkan beberapa satuan peta, seperti:


Peta hasil eksplorasi, yang memuat informasi tentang posisi singkapan batubara, posisi titik bor, dll.
Peta ketebalan batubara
Peta ketebalan overburden
Peta distribusi fungsi kualitas, misalnya kadar sulfur, distribusi kalori, dll.
Peta jalan tambang dan kemiringan lereng
Peta kemajuan tambang
Peta perencanaan drainase tambang (peta penyaliran) Dan lain-lain


Dengan demikian pemahaman tentang peta topografi bagi seorang perencana tambang adalah mutlak.


Jenis Peta


Jenis-jenis peta bisa dikelompokkan berdasarkan isi, skala, penurunan serta penggunaannya.

Pengelompokan peta berdasarkan isinya: seperti, Peta Hidrografi (Peta Bathymetri), Peta Geologi, Peta Kadaster (peta kepemilikan tanah), Peta Irigasi (jaringan saluran air) dan lain-lain.
Pengelompokan peta berdasarkan skalanya: peta skala besar (1 : 10.000 atau lebih besar), peta skala sedang (1 : 10.000 - 1 : 100.000), peta skala kecil (< 1 : 100.000).
Peta berdasarkan penurunan dan penggunaan: Peta Dasar, digunakan untuk membuat peta turunan dan perencanaan umum maupun pengembangan suatu wilayah,
Peta Tematik, dibuat atau diturunkan berdasarkan peta dasar dan memuat tema-tema tertentu. Peta tanpa skala akan mengurangi arti dan fungsinya atau bahkan tidak berguna. Skala peta menunjukkan ketelitian dan kelengkapan informasi yang tersaji dalam peta. Peta skala besar lebih teliti dan lebih lengkap dibandingkan peta skala kecil. Skala peta bisa dinyatakan dengan: persamaan (engineer's scale), skala perbandingan, skala numeris atau skala fraksi (numerical or fractional scale) dan grafis (graphical scale).

Susunan Peta

Peta merupakan media untuk menyimpan dan menyajikan informasi tentang rupa bumi dengan penyajian pada skala tertentu. Untuk memudahkan pengelolaan dan pencarian, dibuat indeks peta dalam bentuk teks atau grafis. Gambar unsur rupa bumi pada skala tertentu tidak selalu dapat disajikan sesuai ukurannya karena terlalu kecil untuk digambarkan. Bila unsur itu dianggap penting untuk disajikan, maka penyajiannya menggunakan simbol gambar tertentu. Supaya peta mudah dibaca dan dipahami, maka aneka ragam informasi peta pada skala tertentu harus disajikan dengan cara-cara tertentu, yaitu:
Simbol
Warna : digunakan untuk membedakan berbagai obyek, misalnya jalan, sungai, rel dan lain-lainnya.
Daftar kumpulan simbol pada suatu peta disebut legenda peta. : digunakan untuk membedakan atau merinci lebih jauh dari simbol suatu obyek, misalnya warna batupasir pada Peta Geologi berwarna kuning, batulempung berwarna hijau dll. Kumpulan simbol dan notasi pada suatu peta biasa disusun dalam satu kelompok legenda peta yang selalu disajikan dalam setiap lembar peta. Unsur legenda peta biasa dibakukan agar memudahkan pembacaan dan interpretasi berbagai peta oleh berbagai pemakai dengan berbagai keperluan.
Suatu peta bernilai informasi tinggi jika di dalamnya memuat unsur-unsur, di antaranya adalah; skala peta, informasi ketinggian (atau kontur), informasi arah (biasanya utara peta), koordinat, legenda, indeks peta, serta unsur-unsur lain yang dipandang perlu.

Koordinat Peta

Di dalam peta yang umum kita jumpai, kita mendapatkan nilai koordinat peta dalam beberapa sistem seperti koordinat Bassel, koordinat UTM serta koordinat lokal. Pada peta topografi atau peta geologi yang digunakan di Indonesia umumnya menganut sistem koordinat UTM. Sedangkan bila kita melakukan pengukuran langsung di lapangan menggunakan alat ukur theodolite, umumnya kita menggunakan koordinat lokal. Untuk merubah koordinat lokal menjadi koordinat UTM, maka pada awal pengukuran, saat pembuatan poligon, sebelumnya harus diikatkan kepada satu titik tetap (benchmark) yang posisinya koordinat UTM-nya sudah diketahui. Sehingga dengan demikian konversi terhadap koordinat UTM dapat dilakukan.














Garis Kontur Salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi adalah informasi tentang tinggi (elevasi) suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Untuk menyajikan variasi ketinggian suatu tempat pada peta topografi, umumnya digunakan garis kontur (contour-line). Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian sama. Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap referensi tinggi tertentu. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka bentuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala.



Pengertian Kontur Topografi

Kontur topografi adalah garis khayal untuk menggambarkan semua titik yang mempunyai ketinggian yang sama di atas atau di bawah permukaan datum tertentu yang disebut permukaan laut rata-rata. Kontur digambarkan dengan interval vertikal yang reguler. Interval kontur adalah jarak vertikal antara 2 (dua) garis ketinggian yang ditentukan berdasarkan skalanya. Besarnya interval kontur sesuai dengan skala peta dan keadaan di muka bumi. Interval kontur selalu dinyatakan secara jelas di bagian bawah tengah di atas skala grafis.
 
 
 
 
 
 
 
 Kontur biasanya digambar dalam bentuk garis-garis utuh yang kontinyu (biasanya berwarna cokelat atau oranye). Setiap kontur keempat atau kelima (tergantung pada intervalnya) dibuatlah indeks, dan digambarkan dengan garis yang lebih tebal. Kontur indeks dimaksudkan untuk membantu pembacaan kontur dan menghitung kontur untuk menentukan tinggi. Angka (ketinggian) kontur diletakkan pada bagian kontur yang diputus, dan diurutkan sedemikian rupa agar terbaca searah dengan kemiringan ke arah atas (lebih tinggi).
Pada daerah datar yang jarak horisontalnya lebih dari 40 mm sesuai skala peta dibuat garis kontur bantu. Kontur bantu ini sangat berarti terutama jika ada gundukan kecil pada daerah yang datar. Kontur bantu digambar pada peta berupa garis putus-putus untuk membedakan dengan kontur standar.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Bentuk Kontur
Bentuk suatu kontur menggambarkan bentuk permukaan lahan yang sebenarnya. Kontur-kontur yang berdekatan menunjukkan kemiringan yang terjal, kontur-kontur yang berjauhan menunjukkan kemiringan yang landai. Jika kontur-kontur itu memiliki jarak satu sama lain secara tetap, maka kemiringannya teratur.
Beberapa catatan tentang kontur sebagai berikut:
  1. Kontur adalah kontinyu (bersinambung). Sejauh mana pun kontur berada, tetap akan bertemu kembali di titik awalnya. Perkecualiannya adalah jika kontur masuk ke suatu daerah kemiringan yang curam atau nyaris vertikal, karena ketiadaan ruang untuk menyajikan kontur-kontur secara terpisah pada pandangan horisontal, maka lereng terjal tersebut digambarkan dengan simbol. Selanjutnya, kontur-kontur akan masuk dan keluar dari simbol tersebut.
  2. Jika kontur-kontur pada bagian bawah lereng merapat, maka bentuk lereng disebut konveks (cembung), dan memberikan pandangan yang pendek. Jika sebaliknya, yaitu merenggang, maka disebut dengan konkav (cekung), dan memberikan pandangan yang panjang.
  3. Jika pada kontur-kontur yang berbentuk meander tetapi tidak terlalu rapat maka permukaan lapangannya merupakan daerah yang undulasi (bergelombang).
  4. Kontur-kontur yang rapat dan tidak teratur menunjukkan lereng yang patah-patah. Kontur-kontur yang halus belokannya juga menunjukkan permukaan yang teratur (tidak patah-patah), kecuali pada peta skala kecil pada umumnya penyajian kontur cenderung halus akibat adanya proses generalisasi yang dimaksudkan untuk menghilangkan detil-detil kecil (minor).